Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Upaya pencegahan Demam Berdarah pada anak


Upaya pencegahan Demam Berdarah pada anak

Meningkatnya kasus demam berdarah biasanya terjadi selama musim hujan. Untuk mencegah anak-anak dari gigitan nyamuk penyebab demam berdarah, ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh para orang tua.

Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terdapat 95.893 kasus penderita demam berdarah sepanjang tahun 2020. Sekitar 52% dari total kasus tersebut merupakan anak-anak dalam rentang usia 0-14 tahun.

Gejala Demam Berdarah pada Anak

Beberapa gejala demam berdarah pada anak yang sering terjadi meliputi:

  1. Demam tinggi mencapai suhu 40°C.
  2. Sakit kepala.
  3. Nyeri pada otot, tulang, atau sendi.
  4. Mual dan muntah.
  5. Nyeri di belakang mata.
  6. Terdapat ruam pada kulit atau mudah memar.
  7. Gusi berdarah atau mimisan.

Pencegahan Demam Berdarah

Demam berdarah dapat menyebabkan pendarahan internal, kerusakan organ, syok, dan bahkan berujung pada kematian. Untuk mencegah anak terkena penyakit ini, langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah menjauhkannya dari gigitan nyamuk sebagai bentuk perlindungan.

Demam berdarah dapat menyebabkan pendarahan internal, kerusakan organ, syok, dan bahkan berujung pada kematian. Untuk mencegah anak terkena penyakit ini, langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah menjauhkannya dari gigitan nyamuk sebagai bentuk perlindungan.

Beberapa cara yang dapat orang tua lakukan untuk mencegah gigitan nyamuk pada anak adalah:

1. Mendapatkan vaksin dengue

Sejak tahun 2016, di Indonesia telah tersedia vaksin dengue yang secara resmi beredar. Vaksin ini dapat diberikan kepada anak-anak berusia 9-16 tahun, baik yang pernah mengalami demam berdarah sebelumnya maupun yang belum pernah. Pemberian vaksin dengue dilakukan dalam 3 dosis dengan selang waktu 6 bulan.

Meskipun tidak memberikan perlindungan penuh terhadap demam berdarah, vaksin dengue dapat mengurangi keparahan gejala yang muncul jika anak terkena demam berdarah. Hal ini juga berkontribusi pada penurunan risiko anak harus dirawat di rumah sakit.

Sayangnya, vaksin dengue belum termasuk dalam program imunisasi nasional di Indonesia, sehingga tidak tersedia di Puskesmas. Saat ini, vaksin dengue hanya dapat diperoleh melalui klinik, rumah sakit, atau praktek dokter anak.

2. Memberantas sarang nyamuk

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah meluncurkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus sebagai langkah pencegahan gigitan nyamuk penyebab demam berdarah pada anak. Program ini mencakup langkah-langkah berikut:

  1. Menguras dan membersihkan tempat-tempat yang sering menjadi penampungan air, seperti bak mandi, toren air, ember, akuarium, dan tempat penampungan air lainnya.
  2. Menutup rapat berbagai tempat penampungan air dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
  3. Mendaur ulang limbah barang bekas yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
  4. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk di tempat penampungan air.
  5. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi rumah.
  6. Memberikan larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dikuras.
  7. Memperbaiki saluran dan talang air yang tersumbat.
  8. Menanam tanaman pengusir nyamuk.
  9. Menyalakan AC atau kipas angin.
  10. Mengenakan pakaian dengan lengan panjang, celana panjang, dan kaus kaki.

Dengan melaksanakan langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat mengurangi risiko gigitan nyamuk dan penyebaran demam berdarah pada anak-anak.

3. Menggunakan produk antinyamuk

Penggunaan produk antinyamuk juga dapat membantu melindungi anak dari penyakit demam berdarah. Banyak produk antinyamuk yang tersedia di pasaran yang mengandung bahan aktif DEET (diethyltoluamide).

Produk antinyamuk dengan kandungan DEET hingga 10% dianggap aman untuk digunakan oleh anak usia 6 bulan hingga 12 tahun. Untuk anak usia 6 bulan hingga 2 tahun, penggunaan produk antinyamuk ini sebaiknya hanya dilakukan sekali sehari. Sedangkan untuk anak usia 2-12 tahun, penggunaannya maksimal 3 kali sehari.

Namun, perlu diperhatikan bahwa produk antinyamuk yang mengandung DEET tidak sebaiknya digunakan setiap hari pada anak selama lebih dari satu bulan.

Jika Anda khawatir terhadap penggunaan bahan kimia pada anak, Anda dapat memilih produk antinyamuk yang mengandung bahan alami, seperti ekstrak tanaman sereh. Ekstrak tanaman sereh mengandung senyawa rhodinol dan dapat digunakan sebagai alternatif pengusir nyamuk alami.

Ekstrak tanaman sereh diduga memiliki efektivitas yang sama dengan obat antinyamuk yang mengandung DEET dalam mencegah gigitan nyamuk, sehingga menjadi pilihan yang lebih aman sebagai produk antinyamuk untuk anak.

Namun, tetap perhatikan petunjuk penggunaan yang terdapat pada kemasan produk antinyamuk untuk memastikan batasan usia penggunaan, serta untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Marilah kita melindungi anak-anak kita dari gigitan nyamuk dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan demam berdarah yang tepat dan aman. Jika Si Kecil mengalami gejala demam berdarah, segera bawa ke dokter atau rumah sakit untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Post a Comment for "Upaya pencegahan Demam Berdarah pada anak"